Pages

Labels

Thursday, May 28, 2015

PKGBM MCA-Indonesia Sepakati Perubahan 2 indikator Monev Bidang Kesehatan




Program Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat (PKGBM) merupakan salah satu program dalam hibah Compact MCC yang menggandeng program PNPM Generasi yang telah berjalan dengan tambahan indikator pengentasan anak pendek. Konsekuensi yang timbul akibat adanya tambahan output dari PNPM Generasi ini tentu berakibat pada ukuran keberhasilan program yang akan menjadi bahan dalam monitoring dan evaluasi (monev). Pertemuan kali ini merupakan kelanjutan dari rapat lintas sektor di Kementerian Kesehatan yang  telah dilakukan pada tanggal 12 Mei 2015. Pertemuan di Kantor MCA-Indonesia Gedung Jasindo (27/5/2015) dihadiri oleh MCA-Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, National Secretary Team (NST) MCA-Indonesia, PNPM Support Facility (PSF) Bank Dunia,  serta Satker Pengelola Hibah MCC.

Bahan yang menjadi sumber bahasan adalah mengenai Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Penjelasan 2 mengenai Pedoman Substansi Bidang Kesehatan. Terdapat sebuah titik krusial dalam penentuan teknis operasional mengenai pembagian porsi pemberian materi kesehatan (konseling) kepada masyarakat antara tenaga medis (bidan desa) dan fasilitator (kader desa). Dalam PTO bidang kesehatan, terdapat 10 ukuran keberhasilan yang akan di gunakan sebagai indikator monev. Dalam point (i) dan (j) pada PTO mengenai konseling pemenuhan gizi pada ibu hamil dan balita, diharapkan lebih ada penekanan pada keabsahan fasilitator/kader agar bisa memberikan sebuah konseling, baik individu maupun kelompok. Hal ini akan berkaitan erat dengan tujuan program dalam mencegah anak pendek (stunting) yang memerlukan penyebarluasan informasi dan praktek penanganan gizi untuk ibu hamil dan bayi. Sehingga, dalam kepentingan monev MCA-Indonesia, hal ini dapat memenuhi indikator pelatihan kader desa dan bidan desa.

Permasalahan lainnya adalah mengenai bagaimana angka-angka yang diperoleh dari setiap lokasi menjadi dapat dikalkulasi dan diintrepetasi secara tepat oleh system monev yang dikembangkan MCA-Indonesia. Seperti misalnya apakah parameter 4 kali kunjungan yang diminta dilakukan dalam PNPM generasi untuk ibu hamil memeriksakan kandungannya dapat dilinearkan sebagai kunjungan orang yang sama ataukan berupa data kelompok saja. Hal ini dapat mengandung bias dalam pemahaman mengenai angka prosentase kehadiran ibu hamil di suatu desa di puskesmas/posyandu. Pihak PSF sendiri mengatakan telah mencoba memahami dan mengadopsi keingintahuan ini dengan menggunakan system kohort dalam modul pencatatan, meskipun dalam system kalkulasi masih mengunakan format lama.


Pihak PSF juga menjelaskan mengapa hal itu masih tetap dilakukan sebagai dasar penghitungan keberhasilan program PNPM Generasi. Dasar PNPM Generasi di luncurkan adalah sebuah insentif kepada komunitas desa yang berhasil untuk membawa masyarakat mengikuti arahan standarad kesehatan dan pendidikan. Kondisi ini menuntuk indikator evaluasi yang bersifat kolektif (skala komunitas) dan bukan pada keberhasila individu. Dengan demikian, rapat berkesimpulan untuk melakukan join meeting yang lebih luas sembari mensosialisasikan PTO baru yang mengakomodasi kebutuhan proyek mengentaskan stunting. Penyusunan draft PTO revisi ini akan dikoordinasikan oleh tim dari PSF. Join meeting sendiri akan dihadiri oleh para pemangku kepentingan yang akan involve dalam operasional di lapangan dan para penentu kebijakan program-program yang sejalan dengan proyek PNPM Generasi (MA).

No comments:

Post a Comment