Pages

Labels

Friday, September 12, 2014

Bidan Desa : Ujung Tombak Keberhasilan Program Kesehatan MCA-Indonesia



Pelatihan yang dilakukan kepada para Bidan Desa di Kabupaten Garut, 8 – 10 September 2014 merupakan rangkaian dari implementasi kerja Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Anak Pendek. Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mampu menjelaskan dan mempraktikkan bagaimana pentingnya praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pentingnya menyusui dan kesulitan umum dalam menyusui. Bidan Desa juga diharapkan mahir dalam penggunaan keterampilan konseling serta mampu menggunakan seperangkat Kartu Konseling PMBA. Dengan berbekal kemampuan ini, diharapkan Bidan Desa tersebut mampu melakukan tiga Langkah Konseling PMBA, yaknimenilai, menganalisa dan bertindak. Konseling ini juga akan mempengaruhi kualitas saran dan bimbingan yang diberikan, terutama pada saat pemberian makanan yang direkomendasikan selama dua tahun pertama kehidupan serta tepat dalam penggunaan materi teknis dan poin- poin diskusi konseling yang relevan.

Meskipun telah memahami beberapa konsep dasar dalam materi pelatihan, para Bidan Desa ini tampak masih canggung dalam mempraktikkan langsung teori yang ada dalam buku panduan. Pelatihan ini akan memberikan dampak yang lebih mengingatkan mereka sehingga di ketika berada di tengah masyarakat nanti, para Bidan Desa yang telah terlatih mampu untuk menganalisa dan memecahkan masalah terkait nutrisi dan PMBA. Bidan Desa yang telah terlatih diharapkan mampu menularkan kemampuannya kepada Bidan Desa lainnya yang belum mendapat pelatihan sejenis. Pelatihan PMBA ini dapat juga dikatakan sebagai pelatihan lanjutan yang berfungsi untuk menjembatani mereka yang belum atau sedikit pengalamannya dalam program PMBA dan secara bersama-sama membentuk suatu jejaring komunitas pendukung PMBA.

Pendekatan pelatihan partisipatif berbasis kompetensi yang digunakan dalam Panduan bagi Fasilitator, mencerminkan prinsip-prinsip utama komunikasi perubahan perilaku dengan fokus pada promosi perilaku yang dapat segera dilakukan dan pengakuan atas teori yang banyak diakui bahwa orang dewasa belajar dengan baik dengan berefleksi pada pengalaman pribadi mereka sendiri. Pendekatan ini menggunakan metode siklus pembelajaran ekperiental (berdasarkan pengalaman) dan mempersiapkan peserta untuk mengalami sendiri bagaimana kinerja keterampilan itu. Pelatihan ini menerapkan berbagai metode pelatihan termasuk penggunaan materi-materi konseling, alat bantu visual, demonstrasi/peragaan, diskusi kelompok, studi kasus, berbagi peran, dan praktik/latihan.

Dengan petugas yang lebih siap, tanggap dan cekatan dalam menangani dan memberikan konseling kepada masyarakat, maka tujuan program untuk mengurangi anak pendek dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan. Pengalaman selama masa pelatihan merupakan bekal yang kuat untuk terjun sebagai perpanjangan tangan pemerintah. Pembelajaran dan pengetahuan juga didapat dari hasil bertukar pengalaman dengan bidan dari desa lainnya. Dalam masa pelatihan ini, Bidan Desa berkesempatan berpraktik langsung di Puskesmas pada lokasi pelatihan dan memperoleh wawasan baru dalam menggunakan alat peraga sebagai bagian dari kampanye Gerakan Nasional 1000 HPK. (LM/MA)

No comments:

Post a Comment