Perjalanan sosialisasi Hibah Kemitraan Jendela
1B untuk kegiatan Kakao Lestari telah tiba di bumi Flores, bagian dari Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT). Bertempat di Hotel Grand Wisata, MCA-Indonesia dan
mitra hibah dari Konsosrsium Kakao Lestari yang diwakili oleh Veco Indonesia, menyampaikan
paparan mengenai rencana dan informasi kegiatan hibah Compact Kakao lestari
(11/6/2015). Petemuan dihadiri oleh lebih dari 20 Organisasi/LSM dan pihak
Pemerintahan untuk mendapatkan masukan mengenai program pemberdayaan petani
kakao di wilayah NTT, khususnya di pulau Flores. Pihak MCA-Indonesia sendiri
diwakili oleh Associate Director Bidang Hibah, Tri Nugroho bersama dengan
National dan Provincial Relationship Manager di wilayah NTT.
Acara sejatinya akan dibuka oleh Bupati Ende, Ir.
Marselinus Y. W. Petu, namun beliau berhalanagan dan diwakili oleh
Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Ende, Martinus Saban. Dalam pidato
pembukananya tersbur, Bupati menyatakan penghargaan atas kepercayaan dari
MCA-Indonesia untuk dapat melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani kakao di
wilayah Flores, khusus nya di Kabupaten Ende. ‘Kakao merupakan 1 dari 7
komoditas unggulan yang ada dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah) kabupaten Ende’ ungkap Marselinus dalam naskah pidatonya. Beliau juga
mengingatkan mengenai program Gernas Kakao yang telah dilancarkan beberapa
tahun yang lalu kerap menemui kendala dan ketidak berhasilan karena kurangnya
intensitas pendampingan kepada petani. Di akhir pidatonya, Martinus
menginginkan tercapainya target peningkatan produktivitas kakao di wilayah NTT.
Paparan mengenai rencana program kakao lestari
oleh MCA-Indonesia disampaikan oleh Tri Nugroho. Tim Satker Pengelola Hibah MCC
juga turut serta dalam pemberian paparan mengenai sejarah dan latar belakang
adanya hibah Compact oleh Moekti Ariebowo. Paparan ini menjelaskan menganai
posisi, porsi dan pembagian organisasi Antara MCA-Indonesia dan pihak
Pemerintah (Bappenas). Penjelasan ini setidaknya memberikan gambaran awal
mengenai posisi MCA-Indonesia, Bappenas dan penerima hibah. Tri melanjutkan
paparan mengenai proyek dan proses hibah di proyek Kemakmuran Hijau (GP). ‘Hibah
kakao lestari ini merupakan bagian dari hibah kemitraan dengan pendanaan 50% :
50% Antara penerima Hibah dengan MCA-Indonesia dengan dana pendampingan minimal
senilai US$ 1 juta’ jelas Tri dalam presentasinya. Seiring dengan talah
bergulirnyanya seleksi hibah sejak Juli 2014, maka kegiatan di NTT ini
merupakan bagian dari pengajuan konsorsium kakao lestari yang dimotori oleh
Swiss-Contact dalam konsosrsium bersama dengan proponen lain, salah satunya
adalah Veco yang telah lama bergerak di bidang pendampingan petani di wilayah
NTT.
Hengki, sebagai perwakilan Veco di NTT,
menambahkan pemaparan mengenai identitas konsorsium, rencana kegiatan dalam
naungan konsorsium serta tujuan akhir yang ingin dicapai dalam skema hibah
Kakao Lestari. Keinginan konsorsium dalam hibah ini merupakan tujuan yang
sangat mulia karena para pihak dalam konsorsium menginginkan peningkatan taraf
hidup petani kakao sehingga dapat menghasilkan buah dan biji kakao yang
berkualitas. Hal ini tentu akan menguntungkan tidak hanya para petani, tetapi
juga para pebisnis coklat yang dapat memperoleh kebutuhan biji kakao dengan
kualitas baik. Secara sekilas, hengki menjelaskan pengalaman-pengalaman dalam
membina para petani kakao di Sulawesi hingga dapat meningkatkan
produktivitasnya dan hal ini bukan hal yang mustahil untuk dpat juga terjadi di
NTT.
Pada sesi Tanya jawab, para peserta umumnya
mempertanyakan mengenai jenis kegiatan, wilayah kerja dan periode hibah. Sedangkan
dari pihak Bappeda Provinsi NTT, Bambang, mengingatkan untuk tetap melibatkan
pemda dalam setiap aktivitas dan pelaporan sehingga singkronisasi dengan RPJMD serta
fungsi pengawasan dapat berjalan.’Mohon kepada MCA-Indonesia dan juga para
pihak penerima hibah agar dapat membuat sebuah MoU mengenai kesanggupan membuat
laporan periodic yang menjelaskan pencapaian target dan tujuan dari proyek
sehingga kami dari pihak pemerintah tidak buta terhadap kegiatan yang ada di
wilayah kami’ tukas Bambang dalam sesi tanya jawab. Dengan semakin menipisnya
waktu implementasi hibah compact dan perjalanan program yang tentu tidak bisa dilakukan
dengan waktu singkat, maka kerja sama dan komunikasi para pihak yang terlibat
dalam program ini harus lebih di kuatkan sehingga semua permaslahan dan kendala
baik teknis dan non teknis dapat segera dicarikan jalan keluarnya, salah
satunya adalh melalui pertemuan rutin dan jejaring komunikasi antara pusat dan
daerah melalaui sebuah wadah forum diskusi (MA).
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
ReplyDeleteNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut