Program Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat (PKGBM)
merupakan salah satu program dalam hibah Compact MCC yang menggandeng program
PNPM Generasi yang telah berjalan dengan tambahan indikator pengentasan anak
pendek. Konsekuensi yang timbul akibat adanya tambahan output dari PNPM
Generasi ini tentu berakibat pada ukuran keberhasilan program yang akan menjadi
bahan dalam monitoring dan evaluasi (monev). Pertemuan kali ini merupakan
kelanjutan dari rapat lintas sektor di Kementerian Kesehatan yang telah dilakukan pada tanggal 12 Mei 2015.
Pertemuan di Kantor MCA-Indonesia Gedung Jasindo (27/5/2015) dihadiri oleh
MCA-Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, National
Secretary Team (NST) MCA-Indonesia, PNPM Support Facility (PSF) Bank
Dunia, serta Satker Pengelola Hibah MCC.
Bahan yang menjadi sumber bahasan adalah mengenai
Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Penjelasan 2 mengenai Pedoman Substansi
Bidang Kesehatan. Terdapat sebuah titik krusial dalam penentuan teknis
operasional mengenai pembagian porsi pemberian materi kesehatan (konseling)
kepada masyarakat antara tenaga medis (bidan desa) dan fasilitator (kader
desa). Dalam PTO bidang kesehatan, terdapat 10 ukuran keberhasilan yang akan di
gunakan sebagai indikator monev. Dalam point (i) dan (j) pada PTO mengenai
konseling pemenuhan gizi pada ibu hamil dan balita, diharapkan lebih ada
penekanan pada keabsahan fasilitator/kader agar bisa memberikan sebuah
konseling, baik individu maupun kelompok. Hal ini akan berkaitan erat dengan
tujuan program dalam mencegah anak pendek (stunting)
yang memerlukan penyebarluasan informasi dan praktek penanganan gizi untuk ibu
hamil dan bayi. Sehingga, dalam kepentingan monev MCA-Indonesia, hal ini dapat
memenuhi indikator pelatihan kader desa dan bidan desa.
Permasalahan lainnya adalah mengenai bagaimana
angka-angka yang diperoleh dari setiap lokasi menjadi dapat dikalkulasi dan
diintrepetasi secara tepat oleh system monev yang dikembangkan MCA-Indonesia.
Seperti misalnya apakah parameter 4 kali kunjungan yang diminta dilakukan dalam
PNPM generasi untuk ibu hamil memeriksakan kandungannya dapat dilinearkan
sebagai kunjungan orang yang sama ataukan berupa data kelompok saja. Hal ini
dapat mengandung bias dalam pemahaman mengenai angka prosentase kehadiran ibu
hamil di suatu desa di puskesmas/posyandu. Pihak PSF sendiri mengatakan telah
mencoba memahami dan mengadopsi keingintahuan ini dengan menggunakan system
kohort dalam modul pencatatan, meskipun dalam system kalkulasi masih mengunakan
format lama.
Pihak PSF juga menjelaskan mengapa hal itu masih tetap
dilakukan sebagai dasar penghitungan keberhasilan program PNPM Generasi. Dasar
PNPM Generasi di luncurkan adalah sebuah insentif kepada komunitas desa yang
berhasil untuk membawa masyarakat mengikuti arahan standarad kesehatan dan
pendidikan. Kondisi ini menuntuk indikator evaluasi yang bersifat kolektif
(skala komunitas) dan bukan pada keberhasila individu. Dengan demikian, rapat
berkesimpulan untuk melakukan join meeting yang lebih luas sembari
mensosialisasikan PTO baru yang mengakomodasi kebutuhan proyek mengentaskan stunting. Penyusunan draft PTO revisi
ini akan dikoordinasikan oleh tim dari PSF. Join meeting sendiri akan dihadiri
oleh para pemangku kepentingan yang akan involve dalam operasional di lapangan
dan para penentu kebijakan program-program yang sejalan dengan proyek PNPM
Generasi (MA).
No comments:
Post a Comment