Tak salah bila Turki menjadi salah satu negara tujuan wisata dunia. Selain kaya dengan percampuran budaya timur dan barat, Turki mempunyai cara jitu untuk mempertahankan keindahan kotanya. Salah satu cara baru untuk mempertahankan kebersihan kota dengan menggandeng pihak swasta dalam pengelolaan infrastruktur dasar, khususnya pada pengelolaan sampah. Melibatkan swasta dalam Public Private Partnership (PPP) tidak hanya menjadikan kota-kota di Turki tertata rapi, lebih jauh lagi untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih nyaman dan tenteram.
Ide ini sangat menarik dan menjadi masukan bagi implementasi Program Compact di Indonesia, terutama pada kegiatan Proyek Kemakmuran Hijau. Salah satu tujuan kunjungan kerja Anggota Majelis Wali (MWA) MCA-Indonesia dan Bappenas ke Turki, 7-11 Oktober 2014 untuk melihat dengan jelas penyediaan infrastruktur dasar yang memperhatikan kelestarian lingkungan di samping usaha pengentasan kemiskinan. Tim beranggotakan MWA MCA-Indonesia, Zumrotin K. Susilo, Inspektur Utama Bappenas selaku anggota Komite Adhoc Audit MCA-Indonesia Slamet Soedarsono, Kepala Biro Renortala Bappenas Daroedono, PPK Pengelola Hibah MCC Hari Kristijo dan dipimpin oleh Anggota MWA MCA-Indonesia, Mangara Tambunan.
Informasi lebih detil diperoleh setelah menyambangi Kedutaan Besar RI di Ankara, Rabu (8/10/2014). Minister Conselor selaku Charge d’Affaires Robertus Irawan RH, menjelaskan pembiayaan dan pembangunan infrastruktur dasar di Turki seperti energi, air minum, sanitasi dan perumahan, telah mengaplikasikan sistem PPP dengan konsesi lebih dari 30 tahun. Untuk mencapai sustainability proyek infrastruktur tersebut, Pemerintah Turki menciptakan lembaga pengelola infrastruktur yang modern. Impelementasi kebijakan ini ditunjang dengan kesadaran masyarakat Turki terhadap Operation and Manintenance (O&M) yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan membayar iuran bulanan infrastruktur dasar tersebut.
Hal yang sama juga dikemukakan Wakil Direktur Dinas Pertamanan dan Persampahan Kota Cankaya, Ankara. Pemerintah Propinsi Ankara bertanggung jawab dalam urusan sampah, mulai dari pengumpulan sampah rumah tangga hingga pada proses pengelolaan dan penimbunan. Tentu saja mekanisme ini menjadi lebih efektif dan efisien berkat keterlibatan swasta melalui mekanisme PPP. Dengan demikian, tugas Pemerintah Propinsi Ankara menjadi lebih ringan untuk menciptakan prasarana berwawasan lingkungan (green infrastructure).
Memastikan semua informasi yang didapat, tim bergegas meninjau lokasi pengangkutan dan pemilahan sampah. Pengolahan sampah tersebut menerapkan prinsip 3R, yaitu Recycle, Reduce dan Reuse. Sampah yang dikumpulkan kemudian diolah untuk menghasilkan gas yang berguna dan dapat dimanfaatkan masyarakat, seperti untuk pembangkit listrik, usaha peternakan ayam dan pertanian tomat. Kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan pemerintah dalam sektor ini diukur melalui suatu survey. Hasilnya secara akuntabel dimuat dalam satu website milik pemerintah yang dapat dijadikan bahan monitoring dan evaluasi secara berkala. (HK)
No comments:
Post a Comment