Memasuki kuartal ke-6 kegiatan Program Compact di Indonesia, Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Anak Pendek (KGBM) menempati urutan tertinggi dalam penyerapan dana Compact. Proyek ini berhasil menyerap sebanyak 17,5% dari total alokasi dana Proyek KGBM senilai USD 129.5000.000,-. Dalam rapat triwulanan yang rutin digelar di Kantor MCA-Indonesia, Kamis (02/10/2014) dilaporkan hingga kini total keseluruhan penyerapan dana hibah Compact masih pada angka 6%.
Proyek KGBM memang lebih dinamis dibandingkan dengan Proyek Kemakmuran Hijau dan Proyek Modernisasi Pengadaan. Hal ini karena proyek yang khusus menangani pencegahan anak pendek, lebih bersifat mendukung program yang telah ada sebelumnya. “Disbursement proyek ini lebih tinggi karena sudah ada kendaraan utamanya yaitu PNPM, Compact hanya men-support” kata Hadiyat, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas. Program kerja Proyek KGBM dirancang untuk dapat bersinergi dengan Program PNPM Generasi yang sudah sekian lama menjadi program pemerintah dalam bidang kesehatan.
Walaupun terlihat lebih advance dari program lainnya, pelaksanaan Proyek KGBM masih mengalami banyak kendala, salah satunya pada mekanisme penyaluran dana, khususnya pada tingkat kecamatan. Luasnya wilayah kerja proyek ini membuat MCA-Indonesia kewalahan dalam proses penyaluran dana. Daerah pelosok dengan minimnya fasilitas perbankan, membutuhkan usaha dan biaya ekstra untuk mencapai Bank BRI, bank yang ditunjuk sebagai penyalur bantuan. Belum lagi penerima bantuan yang masih banyak belum mempunyai Kartu Tanda Penduduk, sebagai syarat membuka rekening bank. Diskusi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan masih terus berlanjut untuk mencari solusi yang terbaik.
Dalam laporan triwulanan ini belum terlihat ada penyerapan pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi. Menurut Hadiat, kegiatan monitoring sudah dapat dijalankan, terutama untuk Proyek KGBM. “Kegiatan Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak pada Bidan Desa, Kader Desa dan Petugas Puskesmas, merupakan contoh kegiatan yang sudah dapat diukur” tambah Hadiat.
Keberlanjutan program juga menjadi perhatian dalam rapat ini. Program Compact diharapkan menjadi program yang terjaga keberlangsungannya dan terus bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, diperlukan penguatan dari sisi kelembagaan yang didukung dengan legislasi yang tepat. “Mulai sekarang sudah harus didiskusikan dan dirancang dengan kabupaten, kota dan provinsi agar nanti setelah proyek selesai, masih terus ada keberlanjutannya” kata Entos Zainal dari Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas.
Rapat triwulanan ini menjadi ajang pelaporan kegiatan terkini MCAI-Indonesia kepada Implementing Entity. Dalam rapat ini dilaporkan informasi tentang baik dan buruknya performa dan capaian, baik dari sisi substansi maupun operasi. Laporan triwulanan diperkaya dengan penjelasan serta justifikasi mengapa dan bagaimana kegiatan dapat terlaksana atau terlewat. (LM/AN)
No comments:
Post a Comment