Pages

Labels

Tuesday, October 21, 2014

MWA MCA-Indonesia Pelajari Pola Hibah Kedua Compact Georgia

  

Seiring dengan semakin sempitnya waktu implementasi proyek hibah Compact hingga April 2018, Majelis Wali Amanat (MWA) MCA-Indonesia dan Bappenas berinisiatif melakukan kunjungan resmi ke negara penerima hibah MCC lainnya. Kali ini, negara yang dikunjungi adalah Georgia, sebuah negara yang berada di antara perbatasan wilayah Asia Barat dan Eropa Timur dan menjadi bagian dari Uni Soviet hingga kemerdekaannya tahun 1991. Bukan tanpa alasan Georgia dipilih sebagai tempat mengambil pembelajaran terbaik. Georgia dianggap berhasil dalam memperoleh hibah Compact untuk kedua kalinya. Georgia dipilih kembali menerima hibah Compact setelah keberhasilannya bangkit dari posisi 112 ke posisi 8 menurut indeks International Finance Corporation (IFC) di bidang perbaikan administrasi pajak dan cukai, bisnis dan perijinan serta sistem pengadilan. Total dana yang dikucurkan oleh MCC pada fase pertama adalah sebesar USD 395,3 juta. 

Kunjungan selama empat hari di Georgia, 3-6 Oktober 2014 dipimpin oleh Anggota MWA MCA-Indonesia, Mangara Tambunan dan diikuti oleh Anggota MWA MCA-Indonesia Zumrotin K. Susilo, Inspektur Utama Bappenas selaku anggota Komite Adhoc Audit MCA-Indonesia Slamet Soedarsono, Kepala Biro Renortala Bappenas Daroedono dan PPK Pengelola Hibah MCC Hari Kristijo. Kesempatan ini dipergunakan untuk meninjau reservoir (tampungan) air minum dan water treatment plan di utara Kota Tbilisi, salah satu dari 5 reservoir air minum untuk Kota Tbilisi. Bendungan di utara Kota Tbilisi ini berfungsi sebagai pengendali banjir dan penyediaan air minum serta tempat rekreasi air warga Georgia.

Dalam diskusi dengan Direktur Eksekutif MCA-Georgia Magda Magradze dan jajaran staf MCA-Georgia, Senin (6/10/2014) di Kantor MCA-Georgia, diketahui bahwa Program Compact kedua dimulai dan Entry Into Force (EIF) resmi ditandatangani pada 1 April 2014. MCA-Georgia mendapatkan hibah Compact kedua sebesar USD 140 juta yang diperuntukkan pada pembiayaan 3 proyek besar, yaitu General Education Project, Industrial LED and Workforce Development Project dan Higher Education Project. Semua program yang akan dibiayai hibah MCC ini bertujuan untuk memperkuat kualitas pendidikan di Georgia dan menciptakan kemampuan profesional untuk memastikan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Program yang dikembangkan dalam General Education Project senilai USD 76,5 Juta lebih mengarah pada kegiatan rehabilitasi sekolah negeri dan membangun laboratorium ilmu pengetahuan. Kegiatan lainnya yaitu mengembangkan sistem Operations & Maintenance (O&M) untuk sekolah negeri dan menawarkan program perkembangan professional yang intensif dengan tujuan mewujudkan efisensi pengelolaan di lingkungan pendidikan dan sekolah negeri. Proyek ini juga mendanai untuk menguji hasil reformasi dan program pendidikan yang berasal dari bantuan mitra internasional seperti PISA, TALIS dan TIMSS.

 
Program kedua yaitu Higher Education Project senilai USD 30 juta ditujukan untuk membawa universitas yang ada di Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Universitas Negeri Georgia melalui penawaran Program Srata 1 sesuai dengan sistem akademik yang telah ditentukan yaitu, Science, Technology, Engineering and Math (STEM) yang hasil akhirnya memberikan peningkatan kapasitas Universitas Negeri Georgia untuk mencapai standar internasional dan memperoleh akreditasi internasional.

Program terakhir adalah Industrial LED and Workforce Development Project senilai US$ 16 juta, lebih fokus pada peningkatan hubungan antara permintaan keterampilan berdasarkan kebutuhan pasar dan ketersediaan pasokan sumber daya manusia Georgia yang memiliki keterampilan teknis yang relevan dengan ekonomi lokal.

Selain menceritakan strategi skema impelementasi program hibah pertama dan kedua, poin diskusi yang tak kalah penting adalah kontribusi Pemerintah Georgia untuk Program Compact fase kedua. Pemerintah Georgia menyiapkan dana pendamping (counterpart fund) sebesar 15%. Tidak hanya itu, semua jenis pajak wajib dibebaskan dan tidak dipungut (exemption). Hal ini penting untuk pembelajaran Indonesia apabila ingin sukses dan berhasil memproleh hibah Compact fase kedua. (HK)

No comments:

Post a Comment