Suasana Sosiaslisasi Kemakmuran Hijau Si Sumatra Barat |
Proyek Kemakmuran Hijau menemukan momentum untuk mengejar tahap implementasi penuh. Skema pembiayaan fasilitas Kemakmuran Hijau, dalam bentuk berbagai windows telah dibuka ke publik melalui website MCA-Indonesia dan media cetak dalam bentuk undangan pengajuan pernyataan minat. Tak ingin momentum berlalu, Tim GP MCA-Indonesia melakukan jemput bola. Terlebih lagi, batas akhir penyampaian minat sudah dipatok pada 16 Februari 2015.
Bersama
Tim Satker Pengelola Hibah MCC Bappenas, pada 7 Januari 2015 dilakukan
sosialisasi Hibah Energi Terbarukan Skala Komunitas bertempat di ruang rapat
Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Hadir pada
sosialisasi tersebut para pemangku kepentingan pengembangan energi terbarukan
di Sumatera barat, baik dari kalangan LSM, sektor swasta, Perguruan Tinggi,
kelompok masyarakat, dan instansi terkait: Bappeda dan Dinas ESDM Provinsi
Sumatera Barat, Bappeda Kabupaten Solok Selatan dan Bappeda Kabupaten Pesisir
Selatan. Relationship Manager MCA-Indonesia, Arief
Setyadi selaku penanggungjawab kegiatan, menyampaikan tujuan sosialisasi dimaksudkan
untuk
mempertemukan potensi antar pihak yang memiliki minat dalam kegiatan
pengembangan Energi Terbarukan.
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat dalam arahan membuka
kegiatan sosialisasi, menyambut baik kegiatan Proyek Kemakmuran Hijau. Sumatera
Barat menyadari potensi sumber daya alam yang tersedia namun belum dapat
memanfaatkan secara optimal. Keterbatasan dukungan SDM, bantuan teknis dan
pendanaan menjadi kendala. Alasan klasik memang, tetapi itulah kenyataan yang
dihadapi. Diharapkan, hibah energi terbarukan melalui Proyek Kemakmuran Hijau
dapat menjadi salah satu peluang untuk mengatasi persoalan tersebut.
Pembicara Pada Acara Sosialisasi Kemakmuran Hijau Di Padang |
MCA-Indonesia telah mengembangkan berbagai skema hibah energi terbarukan, termasuk pengembangan energi terbarukan skala komunitas. Fasilitas pembiayaan energi terbarukan yang dibiayai dari Hibah MCC ditujukan untuk pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Jika diletakkan pada perspektif 3 dimensi pembangunan tersebut, maka terdapat kesamaan agenda: hibah energi terbarukan skala komunitas dimaksudkan untuk penyediaaan energi di wilayah yang belum terjangkau jaringan PLN, yang dapat menggerakkan ekonomi lokal untuk mengurangi kemiskinan. Diharapkan program ini bisa disinergikan dengan program-program di daerah sehingga dapat menjadi penggerak untuk menumbuhkan ekonomi lokal dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Sumatera barat.
Peserta Mengajukan Pertanyaan |
Meskipun
sudah diunggah di website MCA-Indonesia, Project
Development & Oversight Manager MCA-Indonesia,
Ichsan memanfaatkan kegiatan sosialisasi untuk memaparkan secara gamblang mulai dari tujuan hibah, kriteria
pengusul, mekanisme pembiayaannya hingga sistem penilaiannya. Hibah energi
terbarukan skala komunitas diajukan dalam dua tahap. Pertama, penyampaian pernyataan minat (expression of interest), sesuai dengan persyaratan pengusul dan
persyaratan proyek yang telah ditetapkan oleh MCA-Indonesia. Kedua, setelah dilakukan evaluasi,
terhadap usulan yang dinyatakan layak akan dilanjutkan dengan undangan
penyampaian Full Proposal. Pengusul yang
menerima undangaan penyampaian proposal tidak perlu khawatir. Pemenuhan data pendukung
seperti studi kelayakan, jika belum tersedia, maka MCA-Indonesia juga telah
menyiapkan hibah bantuan teknis dan penyiapan proyek, sehingga usulan-usulan
potensial tersebut dapat menghasilkan dokumen studi kelayakan yang lengkap
termasuk Front End Engineering Design.
MCA-Indonesia menegaskan bahwa pemangku
kepentingan yang hadir pada kegiatan sosialisasi tidak otomatis akan mendapat
hibah. Seluruh usulan yang masuk, akan diperlakukan secara kompetitif, transparan,
dan adil sesuai dengan kriteria dan persyaratan fasilitas pembiayaan hibah MCC.
(Vero, Dodo, @pakarbain)
No comments:
Post a Comment