Selangkah
lagi menuju setahun Entry Into Force, membuat Proyek Modernisasi Pengadaan (Procurement Modernization Project/PM Project) terus bergeliat
mengembangkan kegiatannya. PM Project sejauh ini dinilai menjadi proyek yang
paling pesat melaju diantara proyek yang lain dalam Program Compact di
Indonesia. Hal ini tak lepas dari dukungan penuh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang terus bersinergi menjadi mitra kerja dalam pengembangan
PM Project. Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas selaku
Ketua Majelis Wali Amanat MCA-Indonesia, Lukita D. Tuwo terus mengikuti sepak
terjang PM Project dalam tahapannya. Seperti yang terlihat dalam rapat bersama
dengan LKPP dan MCA-Indonesia yang dihadiri oleh Inspektorat Utama Bappenas,
Lukita langsung memimpin jalannya rapat di Ruang SG 4 Bappenas, Senin
(13/1/2014). Rapat membahas terkait evaluasi dan perkembangan terkini PM
Project serta rencana kerja ke depan.
Dalam
paparan tersebut, pihak LKPP melaporkan kemajuan PM Project dalam beberapa program
yang telah direncanakan, diantaranya adalah pembuatan road map program untuk 3 tahun ke depan, pengembangan Manajemen
Sistem Informasi-MIS sebagai integrated
plan, pengembangan kebijakan untuk program PPP (Public-Private
Partnership), perekrutan untuk konsultan dan advisor, pengembangan
materi pelatihan HRD dan pengembangan
ToT. Berbekal pengembangan program tersebut, LKPP berniat mengakselerasi PM
Project antara lain rencana pembentukan 5 kelompok untuk melakukan
monitoring di 30 ULP. Selain itu, target yang akan dilakukan LKPP dalam 6 bulan
ke depan adalah menyelesaikan proses
pengadaan konsultan dan advisor.
Sejauh
ini, LKPP telah melalui proses panjang dalam menjalankan PM Project melalui
persetujuan MCC. Pengembangan sub program utama telah dijalankan, seperti
membangun kelembagaan pelatihan procurement,
pilot project Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan pembangunan sistem
informasi. Kegiatan penguatan ULP merupakan kegiatan yang paling maju dalam PM
Project. LKPP telah berhasil merangkul 29 ULP Percontohan dengan telah
ditandatangananinya Nota Kesepahaman dengan instansi dan lembaga pemerintah.
ULP juga telah melaksanakan Lokakarya Peta Jalan Pengembangan 29 ULP
Percontohan.
Adanya
rencana pihak MCC untuk mengkaji ulang Program Compact di Indonesia, ditanggapi
serius oleh MCA-Indonesia. Lukita berpendapat, rencana kunjungan Vice President
MCC, Kamran M. Khan ke Indonesia bulan depan, dinilai belum tepat mengingat
belum genapnya setahun Program Compact berjalan. Mengantisipasi hal ini,
MCA-Indonesia segera akan melakukan komunikasi dan koordinasi lebih intensif
dengan MCC secara tertulis. Salah satu hal yang menyeruak terhadap isu ini
adalah fleksibilitas budget MCC untuk renumerasi Pegawai Negeri Sipil (PNS), mengingat
kegiatan Modernisasi Pengadaan merupakan ranah pemerintah dan tenaga
ahli yang kompeten berstatus sebagai PNS.
Menyimak
beberapa kendala yang dihadapi LKPP, terutama koordinasi dalam implementasi kegiatan, MCA-Indonesia
berencana melakukan koordinasi secara berkala yang bertujuan untuk lebih
menguatkan dan memudahkan pendelegasian tugas. Selain itu, komunikasi
MCA-Indonesia juga akan diperkuat dengan laporan rutin kepada Inspektorat
Bappenas sebagai bentuk kontrol atas implementasi program. (LM/MA/RA)
No comments:
Post a Comment